4/15/12

Melancong Ke Dieng


Suatu hari saya menuliskan dalam twitter bahwa saya ingin melakukan perjalanan tanpa rencana dalam rangka “Hidup Sehidupnya”. Dan misi tersebut terlampaui beberapa hari yang lalu ketika saya ke Dieng.
Berawal dari ajakan tetangga yang ingin pergi ke Dieng, saya yang belum pernah langsung ‘hooh’ saja menanggapi ajakannya. Sama-sama buta tentang Dieng, kami hanya merencanakan akan berangkat Sabtu jam pagi dari Terminal Mangkang, Semarang. Saya pun hanya browsing sedikit mengenai objek wisata yang ada di sana, tapi tidak detil. Saya akan mengunjungi tempat yang bisa saya kunjungi di perjalanan.
Bencana dimulai ketika saya bangun kesiangan, yang membuat saya telat satu jam untuk bertemu dengan tetangga saya di lokasi pertemuan, Terminal Mangkang. Tanpa ba-bi-bu kami langsung bertanya kepada orang-orang di terminal mengenai bus jurusan Wonosobo. Dan ternyata, tidak ada! Katanya, jika ingin ke Wonosobo harus naik dari Terminal Terboyo atau Sukun-Banyumanik. Karena jika harus ke Terboyo semakin jauh, maka kami memutuskan untuk mencari bus di Sukun-Banyumanik saja. Sampai di Sukun… voila! Bus Patas adanya jam 1. Tapi tenang masih ada bus ekonomi yang siap melayani #halah.
Setelah melalui perjalanan yang berliku serta kemacetan (akibat perbaikan jalan) selama 5 jam, sampailah kami di Wonosobo. Perjalanan belum berakhir karena kami harus pindah naik bus yang lebih kecil ke Dieng. Butuh sekitar 40 menit perjalanan lagi sampai akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Dieng. Dalam waktu perjalanan yang setara dengan waktu tayangnya sinetron Nikita Willy tersebut kami disuguhi pemandangan yang…kayak di lukisan!! Baguuuuuuus bangetz *pake z*. Selain itu, udara sejuk pun ikut menyeruak masuk bus yang tanpa AC itu :D. Sudah usaikah derita saya? Tentu belum.
Turun dari bus di sebuah pertigaan di Kecamatan Jajar, yang kata kenek bus disitulah lokasi Telaga Warna, kami bingung harus berjalan kemana karena tidak ada petunjuk. Terima kasih kepada Tuhan yang telah memberi mulut untuk manusia, sehingga kami bisa bertanya kepada penduduk setempat mengenai lokasi Telaga Warna. Kami disuruh berjalan lurus saja. Nggak jauh katanya. Namun kenyataannya, bikin ngos-ngosan!! Sebelum tiba di pintu masuk, saya sudah mendengar suara orang-orang. Penasaran, kami mengintip ke semak-semak dan rupanya di situlah Telaga Warna berada. Kami pun masuk melewati semak-semak itu (lumayan ngirit tiket masuknya yang seharga 6 ribu :D).
Telaga Warna memang cantik. Banget! Warnanya (saat itu) bergradasi antara hijau, biru dan abu-abu. Saat hujan turun, warnanya semakin cantik, dan udaranya semakin dingin. Untungnya ada penjual bakso dan jagung bakar, lumayan untuk penghangat! Namun sayangnya, seperti di kebanyakan tempat wisata, ada beberapa sampah yang mengotori telaga. Karena tak tahan dengan bau belerang, saya memutuskan untuk melanjutkan ke tempat berikutnya.

 Dari pintu masuk Telaga Warga, kami berjalan lurus hingga melihat papan penunjuk menuju Kawah Sikidang dan komplek Candi Arjuna. Karena hari sudah semakin larut, sementara kami tidak berniat untuk menginap, kami memutuskan untuk pergi ke komplek Candi Arjuna saja. Lagi-lagi, kami menghemat 6 ribu rupiah karena masuk lewat pintu belakang :D. Tak kalah dengan Telaga Warna, kompleks Candi Arjuna juga sangat cantik. Di sepanjang jalan tumbuh bunga-bunga yang bermekaran. Dalam komplek itu, selain candi Arjuna juga ada Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, dan Candi Sembadra.Dekat dengan lokasi komplek Candi Arjuna juga ada Sendang Sedayu yang terdapat dua sumber mata air. Setelah beberapa saat melepas penat, kami putuskan untuk pulang. Namun sebelumnya mampir dulu di warung penjual kentang goreng *kesukaan saya :D*.
Kata warga, bus kecil dari Dieng ke kota (Wonosobo) paling akhir adalah jam 7 malam. Turun dari bus di sebuah pertigaan (kata kenek bus, disitulah tempat untuk menunggu bus ke Semarang) kami bertanya lagi kepada orang-orang yang ada di sekitar sana. Katanya, bus ke Semarang ada selama 24 jam. Namun kapan datangnya hanya sopir, kenek dan Tuhan yang tahu. Setelah menunggu selama kira-kira 1 jam, datanglah bus yang ditunggu *peluk bus :D*.
Rencananya, saat pulang saya dan tetangga akan mengambil jalur yang berbeda: Wonosobo-Parakan-Sukorejo-Weleri-Semarang. Katanya lebih dekat dan cepat. Namun ketika turun di Parakan, kata abang tukang sate yang-waktu-itu-saya-beli-satenya-sambil-nunggu-bus-datang- lagi, bus ke Sukorejo sudah habis. Dobel mampus! Kami harus menunggu bus dari Wonosobo lagi.
Setelah sekian lama menunggu, sementara busnya tak kunjung datang, lewatlah sebuah taxi yang saya kenali. Taxi dari Semarang yang baru mengantarkan penumpang ke Pekalongan atau Purwokerto? Taulah. Beruntunglah kami bisa naik taxi ke Semarang dengan 25 ribu sahaja!! Kami bisa duduk dengan nyaman dan tiba di Semarang lebih cepat :D. Masih banyak lokasi di Dieng yang belum saya kunjungi. Jika punya kesempatan lagi, lain kali saya akan berangkat lebih pagi :D.

No comments:

Post a Comment