12/25/11

Manusia Setengah Salmon

Pito, Mister, dan Salmon mengingatkan gue kembali, bahwa esensi kita menjadi makhluk hidup adalah pindah. Dimulai dari kecil, kita pindah dari rahim ibu ke dunia nyata. Lalu, kita pindah sekolah, lalu pindah pekerjaan. Dan, pada akhirnya, kita pindah hidup. Mati, pindah ke alam lain (Dika, 2011:253).
MSS
Manusia Setengah Salmon, novel terbaru Raditya Dika telah terbit tanggal 24 Desember kemarin, tepat sehari sebelum Natal. Dengan alasan untuk membeli Manusia Setengah Salmon, saya pun pindah dari kos ke Gramedia. Sesampainya di Gramedia, saya langsung menuju ke rak buku baru, tidak ada. Lalu, pindah ke rak buku terlaris, tidak ada. Bertanya pada Dhora mas-mas Gramedia, ditunjukkan pada rak paling depan. Di sana berjajar Manusia Setengah Salmon siap dimiliki.
Novel setebal 258 halaman yang berisi 19 bab tersebut masih menceritakan tentang kehidupan Raditya Dika yang diceritakan dengan gaya komedi, seperti biasanya. Diantara 19 bab tersebut yang merupakan favorit saya adalah ‘Kasih Ibu Sepanjang Belanda’. Sebelumnya, tulisan tersebut sudah pernah saya baca di blognya radityadika.com.
Gue seolah disadarkan. Lukisan ibu-ibu yang sedang meratap dan kenyataan yang barusan Perek lontarkan membuka mata gue bahwa sebenarnya jarak antara gue dan Nyokap hanya satu kali pencetan telepon. Sementara, jarak Perek dan ibunya sudah sangat jauh. Mereka bahkan beda alam (Dika, 2011:132). 
Ketika membaca ‘Kasih Ibu Sepanjang Belanda’ di blog dulu, saya nangis karena kebetulan saat itu saya sedang sendirian di kos dan sudah beberapa lama tidak pulang. Saat itu, ingin rasanya segera pergi ke halte mencari bus, pulang, lalu sampai di rumah memeluk ibu. ‘Kasih Ibu Sepanjang Belanda’ seolah-olah menyadarkan saya dan mungkin kita semua yang sedari dulu ingin mandiri dan tidak diatur-atur lagi oleh orang tua, terutama ibu kita.
Seharusnya, semakin tua umur kita, kita tidak semakin ingin mandiri dari orang tua kita. Sebaiknya semakin bertambah umur kita, semakin kita dekat dengan  orangtua kita (Dika, 2011:133).
Selain ‘Kasih Ibu Sepanjang Belanda’ masih ada 18 bab antara lain Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat, Bakar Saja Keteknya, Interview With The Hantus, Jomblonology, dan lain-lain. Manusia Setengah Salmon memang berhasil membuat saya tertawa, tapi tak separah seperti ketika membaca kelima novel Raditya Dika sebelumnya. Dan tenang saja Sodara, karena idola kita semua, Edgar masih diceritakan dalam novel ini, meski intensitas pem-bully-annya tidak sebanyak yang dulu-dulu. Mungkin, karena Edgar lebih keren dan ganteng sehingga Raditya Dika merasa tersaingi maka ceritanya lebih sedikit. Jadi inget saat-saat facebook lagi happening, saya pernah chatting sama Edgar, juga Ingga dan Anggi *jumawa*.
penampakan dalam
Bagi kamu, kamu, dan kamu yang ngaku Raditya Dika Lovers *maju paling depan*, wajib dong ya beli novel ini. Setelah beli kan bisa foto sambil kentutin megang novelnya, lalu ditwitpic dan jangan lupa mention @radityadika. Siapa tau kan bisa di-RT beliau, untung-untung followers kita nambah. Kalo dapet gebetan baru ya Alhamdulillah, sesuatu banget kan ya? Gak sia-sia deh ngeluarin 42 ribu rupiah.

No comments:

Post a Comment