2/17/13

RECTOVERSO: Cinta Yang Tak Terucap

Kamis kemarin, 14 Februari, Rectoverso the movie tayang perdana di bioskop. Berhubung gak ada kerjaan maka saya nonton pada hari itu juga. Takutnya kalo besok-besok mendadak banyak kerjaan malah akhirnya gak bisa nonton macam Perahu Kertas 2 dulu. Setelah memastikan Rectoverso sudah main di bioskop Solo, saya memutuskan untuk menonton jam pertama.

Sumber: cinema 21
Berbeda dengan film Perahu Kertas, untuk film Rectoverso ini saya nggak mengikuti perkembangan pembuatan filmnya. Yang saya tahu hanya bahwa Rectoverso akan difilmkan oleh lima sutradara lalu tayang tahun 2013. Udah, itu aja. Cast-nya saja baru saya ketahui setelah melihat trailernya beberapa minggu sebelum filmnya tayang di bioskop. Saya hanya ingin melihat bagaimana buku (kumpulan cerpen) karya Dewi Lestari itu dalam bentuk film. Maka saya simpan imajinasi yang sudah saya dapatkan ketika membaca bukunya sampai saat duduk di kursi F no 10 kemudian muncul adegan Abang yang sedang menghitung sabun. Dengan tetap menatap layar bisokop, saya munculkan adegan-adegan dalam buku yang sudah terekam otak saya.

Selama 110 menit, saya merasa sedang menonton sekaligus membaca Rectoverso. Quote-quote favorit saya dituangkan dalam film melalui dialog dan adegan-adegan pemainnya.
 "Jika mendengar saja cukup, kenapa harus dipaksakan bicara?" ~ Firasat
"Sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih" ~ Curhat Sahabat
"Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki" ~ Hanya Isyarat
Dan akhirnya yang membuat hati saya (karena mata saya tidak berair) menangis adalah surat dari Abang untuk Leia: 
"Seratus sempurna. Kamu satu. Sempurna"
Sunggung ending yang sempurna. Selama berpuluh-puluh menit saya mampu menahan air mata agar tidak keluar, sampai akhirnya surat itu dibaca. Rectoverso benar-benar film adaptasi yang bagus. Jika biasanya saya membandingkan film dengan bukunya (yang sudah saya baca), untuk Rectoverso tidak. Sempurna, kata Andra and the Backbone. Akting pemainnya bagus (Fauzi Baadila favorit saya :D), dialognya bagus (seperti baca buku), soundtracknya, sinematografi, semuanya bagus.
sumber: thejakartapost. Asmirandah cantik banget!
Sangat recommended untuk ditonton oleh semua orang (dewasa) karena ratingnya adalah film dewasa. Berhubung Rectoverso tayang perdana pada tanggal 14 Februari, maka seandainya pada tanggal itu belum punya pasangan tak perlu khawatir. Tanggal 14 Februari bukan hari valentine melainkan hari rectoverso (istilah @ikanatassa) :p.

Oya, sewaktu nonton Rectoverso saya bukan satu-satunya orang yang menonton sendirian lho karena saya bertemu beberapa orang yang juga nonton sendiri. Yeay! 

1 comment:

  1. Kalimat terakhir itu apakah merupakan sebuah kode ?? Hehe..
    Bukunya jozz mbak fit.. jauh lebih menohok ketimbang filmnya...

    ReplyDelete