11/19/10

Behind The Scene of The Deathly Hallows


Sebelumnya, tolong jangan berharap dengan membaca postingan ini Saudara-saudara akan mendapatkan info-info di balik layar pembuatan filim Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 karena dengan mudahnya Anda dapat menemukannya di rumah Paman Google. Pun saya juga tidak akan menyebarkan (banyak) spoiler di sini demi menjaga hubungan pertemanan saya dengan sahabat saya (kurang baik apa saya, coba) tapi dikit gak apa-apa ya? Yang akan saya ceritakan di sini adalah suka duka saya sebelum menikmati film tersebut di bioskop. Jika di dalam film yang diadopsi dari buku terakhir dari seri Harry Potter tersebut tiga sekawan Harry, Ron dan hermione harus berjuang menemukan harcroux agar bisa meruntuhkan kekuatan Voldemort, saya sendiri harus melalui serangkaian kejadian yang kurang mengenakkan demi melihat film tersebut diputar di bisokop untuk pertama kalinya. 
Kejadian yang pertama adalah ketika di pagi-pagi buta dengan nyawa yang belum ter-charge sepenuhnya saya harus mengecek jadwal bioskop di Semarang yang akan menayangkan film tersebut, namun hasil yang saya dapatkan adalah HP7 belum diputar di Semarang. Saya pun kelimpungan karena di Solo dan Jogja saja HP7 diputar, masa' Semarang dilewati. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, ditambah minum air putih yang cukup, saya buka kembali page yang berisi jadwal bioskop-bioskop di Semarang tersebut. Tak lupa pula saya mengucapkan mantranya Pak Tarno Rangking 1 "sim salabim jadi apa prok prok prok" dan taraaa... Harry Potter 7 tayang di 5 studio!! Dahsyat. Dengan seketika saya woro-woro sama temen-temen saya, serta berhasil mengumpulkan lima biji manusia yang mau nonton bareng saya.

Dengan niat yang tulus ikhlas serta mengaharapkan ridho ilahi saya pun berangkat ke Paragon sendirian. Sesampainya di sana, ternyata molnya belum buka, masih dipel sama mas dan mbak CSnya. Saya pun menunggu di lobi dengan beberapa orang yang saya yakin mereka adalah saingan saya dalam mengantri tiket HP7. Benar dugaan saya, setelah pintu mol dibuka, kami pun berhamburan menuju XXI. Meski pintu XXI belum dibuka, yang mengantri sudah lumayan banyak. Nah, di sinilah malapetaka kedua terjadi. Ketika pintu bioskop dibuka orang-orang langsung berlari kesetanan dan sukses membuat saya hampir terjerembap (menurut EYD dan KBHI). Antrian pun kacau sehingga security harus teriak teriak untuk membuat mereka mau antri dengan tertib. 
Setelah 6 tiket untuk pertunujukan terakhir di tangan, saya pun transit dulu ke kosan sebelum melaksanakan tugas mulia : mengikuti kuliah tambahan di hari jumat jam 1 siang. Sayangnya, cacing-cacing di perut saya tidak mau berkompromi sehingga dengan sangat menyesal saya harus absen dari kuliah Bapak Dekan tercinta. Waktu luang pun saya gunakan untuk update status beristirahat sebelum melaksanakan kerja rodi yang tiada henti. 
Setelah meminta ijin pada teman-teman, jam 20.45 saya berangkat menuju tempat peraduan dari Semarang atas ke bawah. Damn, jalanan banyak yang ditutup dan dialihkan. Setiap melewati traffic light pasti kena lampu merah. Alhasil baru sampai di parkiran teman-teman saya udah pada nelfonin saya. Setelah melihat saya, bukannya dipeluk-peluk malah dimaki-maki, secara tiket yang bawa saya tetapi saya datangnya (sedikit) telat :D. 
Derita saya belum berakhir sampai di sini karena ketika sedang khusuknya menatap layar, teman saya yang belum datang meminta saya menjemputnya di depan studio. Agar tidak banyak ketinggalan scene-nya saya pun berlari agar lebih cepat. Sayangnya ketika menuruni tangga, kaki saya terkilir dengan indahnya serta membuat jalan saya sedikit pincang. Namun, semua hal menyedihkan tersebut terbayar lunas. Meski untuk mengetahui ending filmnya HP7 kita harus menunggu 8 bulan lagi. Jadi,yang belum nonton sono gih, ngantri!! Kalo masih bingung mau nonton sama siapa, saya mau kok nemenin, asal dibayarin :)).  

No comments:

Post a Comment