Showing posts with label Day 2. Show all posts
Showing posts with label Day 2. Show all posts

1/15/13

Dear missciccone

Halo kakak. Tolong jangan marah ya bila ada orang yang tak kaukenal tiba-tiba mengirimimu surat dan memanggilmu kakak. Jujur saja, sebenarnya aku tidak tahu bagaimana mengucapkan "Cicco" dengan benar, maka kupikir akan lebih "aman" bila memanggilmu kakak, terutama karena lebih "senior", kekeke. Dulu, kupikir kak Cicco adalah penggemar jeJejepangan makanya menggunakan akun "Cicco   コ". Namun rupanya Ciccone adalah nama tengah Madonna, salah seorang penyanyi kesukaan kakak. Jadi, tolong dimaafkan ya kekeliruan ini.

Alasanku menulis surat ini apalagi kalau bukan aturan dari #30HariMenulisSuratCinta yang mengharuskan menulis untuk "selebtwit" padi hari kedua ini. Aku bingung akan menulis surat untuk siapa sampai akhirnya teringat "Siwon". Maka, atas nama Siwon, Zayn Malik dan Adam Levine, aku putuskan menulis surat untuk @missciccone ^^.

Aku mulai follow @missciccone pada saat #CicconeAwards2011 kalau tidak salah. Waktu itu, timeline ramai dengan RT-an #CicconeAwards. Aku sampai curiga kakak punya sebelas tangan karena #CicconeAwards terus membanjiri timeline tiada henti selama beberapa jam. Sejak saat itu, aku menjadi pengikut setia @missciccone

Aku merasa twit-twit @missciccone itu mewakili pemikiran banyak orang, termasuk aku. Terus terang, berani, dan apa adanya. Terkadang, malah baru tersadar setelah membaca twit kakak. Sehingga komentar "iya, ya" sering terucap setelah membaca. Dan menurutku, @missciccone layak menjadi menteri pemberdayaan perempuan karena twit-twit "motivasi"nya, haha.

Oya, ternyata kakak juga menyukai Siwon dan G-Dragon ya? Daebak^^. Aku pun iri saat mengetahui kak Cicco melihat Super Show dan Alive Tour. Begitulah. Sekian surat penggemar kali. Maaf ya, atas kelakuan random ini. Keep calm and love Zayn Malik <3 font="font">

Salam kenal,
Fitriana

1/14/13

Pukul Dua Dini Hari


Wajah Nayla berseri-seri begitu satu contact baru memenuhi memori hp-nya. Nay tak menyangka, Morgan yang selama ini hanya bisa ia lihat melalui layar kaca, bisa ia genggam tangannya. Nay masih bisa mengingat dengan jelas ketika Morgan berkata, "hai" sambil tersenyum yang menampakkan deretan giginya yang putih.

Nay masih saja tersenyum setiap kali mengingat kejadian di supermarket. Setibanya di depan kasir, Nay balik badan kemudian berlari menuju orang yang menepuk pundaknya. Ia baru saja tersadar. Siapa juga yang menyangka artis papan atas seperti Morgan berkeliaran di supermarket yang jauh dari Jakarta. Koreksi, Morgan berkeliaran di supermarket membawa nampan berisi yagurt lalu menawarkan pada Nayla. Alamak!

Langkah Nay berhenti saat jaraknya dengan Morgan hanya satu meter di depan mata. Di tempat semula, Morgan masih berdiri dan dikerubungi beberapa orang. Ada yang mencicip yagurtnya, ada pula yang minta foto bersama. Sialan! Sementara itu, dari tempatnya berdiri Nay bisa merasakan kehangatan seorang superstar. Morgan tampak ramah melayani orang-orang itu. Sesaat Nay ragu, apakah ia akan menemui Morgan atau kembali saja ke kasir untuk membayar belanjanya lalu pulang. Lalu Nay berfikir, mungkin saja ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia punya untuk bertemu idolanya. Maka, setelah Morgan kembali sendiri, Nay berjalan mendekat.

Tiba di belakang Morgan, Nay berhenti. Ia berusaha untuk memanggil Morgan tapi tak ada suara yang keluar. Mulutnya tercekat, tangannya gemetaran. Malah Morgan yang berbalik dan kini berdiri menatapnya.

"Hai", dengan senyuman ala iklan pasta gigi Morgan menyapa Nayla.

Dengan kikuk Nay membalas sapaannya, "Hh-hai" sambil berusaha mengeluarkan senyuman terbaiknya.

Begitulah sepuluh menit yang menjadi momen terbaik hidup Nayla. Seusai perkenalan yang canggung itu, Nay bisa meminta foto dengan Morgan. Lebih dari itu, Nay mendapatkan nomor hp Morgan. Wohooo...


*yuunomisowelllll* 

Hp Nayla berbunyi, pertanda ada pesan yang masuk untuknya. Sambil mengusap mata Nay mengambil hp yang ia letakkan di bawah bantalnya. Sebelum membaca pesan ia melihat jam pada homescreen terlebih dahulu.

Pukul dua dini hari. Nay beringsut kembali setelah melihat laptopnya masih menyala dengan window ms. office yang masih terbuka, serta kertas-kertas revisi yang berserakan di lantai kamarnya. Semangatnya menghilang saat teringat siapa yang harus ditemuinya nanti. Dan selalu saja Nay bermimpi aneh sebelum bertemu dengan dosen pembimbingnya.