Poster Ghost Track |
Berkat teman saya yang membaca info di kolom sebuah koran, maka kamis malam lalu (24/2) saya bisa melihat pertunjukan Ghost Track oleh LeineRebana Dance Company. Dalam turnya di Indonesia, Ghost Track akan mengunjungi 6 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya dan Jogja. Semarang menjadi kota kelima yang dikunjungi Ghost Track setelah Jakarta, Bandung, Solo dan Jogja. Setelah itu LeineRebana Dance Company akan menyelesaikan pertunjukannya di Jakarta dan Surabaya. Di Semarang sendiri, Ghost Track dipertunjukkan di auditorium RRI Semarang dengan tiket yang dapat diperoleh secara gratis di Yayasan Widya Mitra.
Saya dan teman saya tidak menduga jika ternyata pertunjukan ini mengundang minat banyak orang. Karena ketika tiba di lokasi, sudah ada banyak orang yang mengantri di depan pintu masuk. Sementara pertunjukan yang seharusnya dimulai jam 7.30 malam mundur hingga jam 7.45. Penonton yang sudah mengantri di depan pintu masuk satu per satu tanpa diperiksa tiketnya. Jadi, bila tidak membawa tiket pun saya rasa tetap bisa melihat pertunjukan di dalam auditorium. Tempat duduk dipilih berdasar siapa cepat dia dapat. Saya lumayan beruntung karena mendapatkan kursi nomor dua dari depan.
Ketika penonton masuk ke auditorium, para penari masih melakukan 'pemanasan' di atas panggung. Baru setelah semua penonton duduk, pertunjukan Ghost Track dimulai dengan pengantar dari Mister Harijono. Beliau memperkenalkan 8 penarinya yang berasal dari Belanda dan Solo satu per satu. Mister Harijono juga memberitahu bahwa tidak ada cerita dalam Ghost Track.Yang ada adalah cerita tubuh Eropa (Belanda khususnya) dan tubuh Indonesia. Meski tubuh itu terlihat sama tetap saja ada perbedaan. Sementara perbedaan itu bisa bersinergi dalam tubuh yang sama.
Musik hanacaraka yang dimainkan oleh gamelan Ensemble Kyai Fatahillah menandai pertunjukan Ghost Track telah dimulai. Setelah itu muncullah satu per satu penari yang menunjukkan keahliannya mengolah tubuh. Selama lebih dari satu jam saya dan penonton di Auditorium RRI dibuat terkagum-kagum, meski beberapa kali saya menguap bahkan sempat tertidur sebentar. Mungkin karena bagusnya musik yang diaransemen oleh Iwan Gunawan. Meski begitu, Ghost Track tetap merupakan pertunjukan yang sangat bagus, terbukti dengan banyaknya apresiasi dari penonton.
Setelah pertunjukkan selesai, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 10-15 menit. Meski tidak mengerti arti dari tari-tari tersebut (mungkin juga tidak perlu dimengerti, penonton hanya perlu melihat dan menikmati saja) saya tidak kecewa menonton Ghost Track. Apalagi setelah mengetahui bahwa ternyata untuk menonton pertunjukan tersebut di Jakarta kita harus merogoh kocek sebesar 700 ribu rupiah. Betapa beruntungnya warga Semarang, mendapatkan tontonan murah namun berkualitas. Semoga saja setelah kedatangan ghost Track di Semarang, akan semakin banyak event-event seni budaya yang dipertunjukkan di Semarang. Sehingga warganya mendapatkan semakin banyak hiburan.
No comments:
Post a Comment