“The true measure of a
nation’s standing is how well it attends to its children – their health and
safety, their material security, their education and socialization, and their
sense of being loved, valued, and included in the families and societies into
which they are born.” [1]
Ukuran sejati dari berdirinya sebuah negara adalah seberapa baik negara itu hadir untuk mencukupi kebutuhan anak-ananya. Yang diantaranya meliputi kesehatan dan keselamatan, keamanan, pendidikan dan sosialisasi, serta perasaan untuk dicintai dan dihargai dalam keluarga serta lingkungan dimana mereka dilahirkan.
Anak-anak di Belanda disebut sebagai anak-anak yang paling
bahagia di Eropa, juga Amerika Utara. Mereka senang saat pergi ke sekolah,
serta mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua dan teman-temannya.
Beberapa waktu lalu WHO mengumumkan hasil survey mengenai perilaku hidup
sehat "BSC (Health Behavior in School-Aged Children)" yang diikuti oleh 39
negara. Hasil dari survey yang dilakukan tiap lima tahun sekali tersebut menyebutkan bahwa anak-anak di Belanda mempunyai kebiasaan yang sehat dengan lebih sedikit merokok, minum alkohol dan melakukan hubungan seksual di usia muda dibanding anak-anak di negara lain.
Selain faktor kesehatan, ada satu faktor yang sekiranya paling berpengaruh untuk membuat anak-anak bahagia, yakni baiknya
hubungan antara anak dengan orang tua dan teman-temannya. Memang, orang tua di Belanda
sangat mendukung dan menjaga pertumbuhan anak-anaknya. Bahkan, ibu-ibu muda
yang baru melahirkan rela mengambil cuti yang lebih lama agar bisa merawat
anaknya dengan baik. Mereka juga mempunyai kebiasaan untuk sarapan bersama setiap pagi. Saat makan bersama itulah terjadi interaksi dalam keluarga yang tentunya membuat komunikasi diantaranya semakin baik. Dengan komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua juga
membuat hubungan kekeluargaan mereka bagus. Dengan begitu, orang tua akan lebih mudah dalam mendidik anak-anaknya.
Di sekolah, anak-anak mempunyai hubungan yang baik dengan
teman-temannya. Mereka jarang terlibat dalam perkelahian dan kekerasan. Beban belajar yang diberikan
pun tidak begitu berat. Hal ini tentu saja akan membuat anak-anak semangat dan
nyaman dalam belajar. Guru-guru pun tidak memberi beban yang berat pada mereka, dengan memberi banyak tugas dan peer misalnya. Sehinga anak-anak tak mempunyai beban saat belajar. Maka tak heran bila kita mendengar banyak inovasi yang
ditemukan di negeri kincir angin ini. Sedari kecil anak-anak sudah dibesarkan
dan dirawat dengan baik, dengan tujuan agar mereka mempunyai kehidupan yang
baik dan bisa membangun negara mereka dengan baik.
Ada baiknya jika kita meniru apa yang dilakukan oleh
orang-orang Belanda. Mendidik anak-anak dengan baik dan benar, untuk
persiapannya meneruskan perjuangan bangsa ini.
[1]
UNICEF Child poverty in perspective: An overview of child well-being in rich
countries, Innocenti Report Card 7, 2007
No comments:
Post a Comment