Suatu hari saya menuliskan dalam twitter bahwa saya ingin
melakukan perjalanan tanpa rencana dalam rangka “Hidup Sehidupnya”. Dan misi
tersebut terlampaui beberapa hari yang lalu ketika saya ke Dieng.
Berawal dari ajakan tetangga yang ingin pergi ke Dieng, saya
yang belum pernah langsung ‘hooh’
saja menanggapi ajakannya. Sama-sama buta tentang Dieng, kami hanya
merencanakan akan berangkat Sabtu jam pagi dari Terminal Mangkang, Semarang. Saya
pun hanya browsing sedikit mengenai objek wisata yang ada di sana, tapi tidak
detil. Saya akan mengunjungi tempat yang bisa saya kunjungi di perjalanan.
Setelah melalui perjalanan yang berliku serta kemacetan
(akibat perbaikan jalan) selama 5 jam, sampailah kami di Wonosobo. Perjalanan belum
berakhir karena kami harus pindah naik bus yang lebih kecil ke Dieng. Butuh sekitar
40 menit perjalanan lagi sampai akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Dieng. Dalam
waktu perjalanan yang setara dengan waktu tayangnya sinetron Nikita Willy
tersebut kami disuguhi pemandangan yang…kayak di lukisan!! Baguuuuuuus bangetz
*pake z*. Selain itu, udara sejuk pun ikut menyeruak masuk bus yang tanpa AC
itu :D. Sudah usaikah derita saya? Tentu belum.
Turun dari bus di sebuah pertigaan di Kecamatan Jajar, yang kata kenek bus
disitulah lokasi Telaga Warna, kami bingung harus berjalan kemana karena tidak
ada petunjuk. Terima kasih kepada Tuhan yang telah memberi mulut untuk manusia, sehingga kami bisa
bertanya kepada penduduk setempat mengenai lokasi Telaga Warna. Kami disuruh berjalan
lurus saja. Nggak jauh katanya. Namun kenyataannya, bikin ngos-ngosan!! Sebelum
tiba di pintu masuk, saya sudah mendengar suara orang-orang. Penasaran, kami mengintip ke semak-semak dan rupanya di situlah Telaga Warna berada. Kami pun
masuk melewati semak-semak itu (lumayan ngirit tiket masuknya yang seharga 6
ribu :D).
Telaga Warna memang cantik. Banget! Warnanya (saat itu) bergradasi
antara hijau, biru dan abu-abu. Saat hujan turun, warnanya semakin cantik, dan
udaranya semakin dingin. Untungnya ada penjual bakso dan jagung bakar, lumayan
untuk penghangat! Namun sayangnya, seperti di kebanyakan tempat wisata, ada beberapa sampah yang mengotori telaga. Karena tak tahan dengan bau belerang, saya memutuskan untuk
melanjutkan ke tempat berikutnya.
Dari pintu masuk Telaga Warga, kami berjalan lurus hingga
melihat papan penunjuk menuju Kawah Sikidang dan komplek Candi Arjuna. Karena hari sudah semakin
larut, sementara kami tidak berniat untuk menginap, kami memutuskan untuk pergi ke komplek Candi Arjuna saja. Lagi-lagi, kami
menghemat 6 ribu rupiah karena masuk lewat pintu belakang :D. Tak kalah dengan
Telaga Warna, kompleks Candi Arjuna juga sangat cantik. Di sepanjang jalan
tumbuh bunga-bunga yang bermekaran. Dalam komplek itu, selain candi Arjuna
juga ada Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, dan Candi Sembadra.Dekat dengan lokasi komplek Candi Arjuna juga ada Sendang Sedayu yang terdapat dua sumber mata air. Setelah beberapa saat melepas
penat, kami putuskan untuk pulang. Namun sebelumnya mampir dulu di warung
penjual kentang goreng *kesukaan saya :D*.
Kata warga, bus kecil dari Dieng ke kota (Wonosobo) paling
akhir adalah jam 7 malam. Turun dari bus di sebuah pertigaan (kata kenek bus,
disitulah tempat untuk menunggu bus ke Semarang) kami bertanya lagi kepada
orang-orang yang ada di sekitar sana. Katanya, bus ke Semarang ada selama 24
jam. Namun kapan datangnya hanya sopir, kenek dan Tuhan yang tahu. Setelah menunggu
selama kira-kira 1 jam, datanglah bus yang ditunggu *peluk bus :D*.
Rencananya, saat pulang saya dan tetangga akan mengambil
jalur yang berbeda: Wonosobo-Parakan-Sukorejo-Weleri-Semarang. Katanya lebih
dekat dan cepat. Namun ketika turun di Parakan, kata abang tukang sate yang-waktu-itu-saya-beli-satenya-sambil-nunggu-bus-datang-
lagi, bus ke Sukorejo sudah habis. Dobel mampus! Kami harus menunggu bus dari
Wonosobo lagi.
Setelah sekian lama menunggu, sementara busnya tak kunjung
datang, lewatlah sebuah taxi yang saya kenali. Taxi dari Semarang yang baru
mengantarkan penumpang ke Pekalongan atau Purwokerto? Taulah. Beruntunglah kami
bisa naik taxi ke Semarang dengan 25 ribu sahaja!! Kami bisa duduk dengan
nyaman dan tiba di Semarang lebih cepat :D. Masih banyak lokasi di Dieng yang belum saya kunjungi. Jika punya kesempatan lagi, lain kali saya akan berangkat lebih pagi :D.
No comments:
Post a Comment