Sebelumnya, makasih banget buat mbak Dewi yang udah sering ngasih voucher-voucher gretongan. Mulai dari voucher nonton di XXI, makan di McD dan yang masih hangat yakni makan pizza, meski saya nggak kebagian jatah.
Ibarat singa kelaparan dikasih daging, habislah daging tersebut. Begitu pula dengan kami. Anak kosan ditawari voucher geratisan, tanpa ba-bi-bu langsung disambarlah voucher-voucher tersebut. Tak peduli besok ada kuis. Geratisan nggak datang dua kali. Maka ketika mbak Dewi memberi sedekah berupa voucher-voucher cap gretongan, kami akan memanfaatkan voucher tersebut dengan baik dan benar. Jangan sampai terlewat masa pakainya. Mubazir. Nggak baik.
Suatu ketika mbak Dewi memberikan segepok, dua gepok voucher makan di McD, kami (saya, Assa, Helen, Icha, Dian) seketika kami langsung berencana kapan menggunakan voucher tersebut. Dengan ketentuan harus di malam hari di atas jam Sembilan, agar bisa berkumpul semuanya. Dan sayangnya, malam itu mbak Tanti dan Iva tidak bisa bergabung, maka untuk mbak Tanti kami bawakan pulang sementara Iva kami sisakan vouchernya.
Makan di McD menjelang larut malam mengingatkan saya pada kejadian beberapa tahun yang lalu ketika saya bersama anak-anak EDSA begadang di sana disertai dengan keributan. Waitress dan pengunjungnya pun terkena getah, menjadi sasaran kejahilan kami ketika bermain truth or dare. Well, I miss that moment guys :’(.
No comments:
Post a Comment