2/9/11

Sehari Bersama Amanda

Siapa Amanda?? Bintang film itu?? Bukan. Amanda, nama yang dia kenalkan pada saya pertama kali bertemu. Usianya 19 tahun. Bule dari Denmark. Tujuannya ke Semarang, Indonesia adalah menjadi volunteer mengajar Bahasa Inggris di sebuah TK di Semarang. Karena hanya satu bulan di sini, maka ketika libur tahun baru imlek kemarin kami mengajaknya 'melihat-lihat' kota Semarang.
Tujuan wisata kali ini adalah mengunjungi kebun binatang (bersama Amanda). Selama perjalanan mengendarai motor yang membutuhkan waktu sekitar satu jam tersebut berhasil mengalihkan padangan orang-orang untuk menengok Amanda. Setelah membeli tiket masuk yang harganya lima ribu rupiah (tarif wisatawan domestic dan mancanegara sama) kami masuk pun ke dalam. Setelah melewati lorong pengecekan tiket, kami disambut oleh sebuah pohon yang berbunga merah muda. Bunga yang berasal dari Jepang. Bunga Sakura. Tapi boongan J. Sebelum melanjutkan 'perburuan' kami berfoto sebentar.
thanks ya wud, udah fotoin kami :))
Selanjutnya kami melihat binatang-binatang yang 'ditawarkan' (emangnya pasar :D). Melihat orang-orang mengantri untuk naik gajah, Amanda pun tertarik. Setelah membeli tiket seharga lima ribu rupiah, Amanda naik bersama Assa. Dia sedih karena gajah yang dia naiki merupakan satu-satunya gajah yang ada di kebun binatang ini. Lalu ketika melihat seekor gajah yang lain, dia pun girang. “Finally, there’s another elephant. She has friend. She’s not alone!!” Amanda berkomentar setelah melihat gajah yang lain, yang sayangnya kakinya dirantai. Entah tujuannya apa. Mungkin supaya tidak mengamuk L. Selain menaiki gajah, Amanda juga mencoba menggendong ular (saya lupa jenisnya) yang berbobot sekitar 15 kilogram. Dia sangat gembira karena berani menggendong dan berfoto dengan ular. Kami pun memujinya, “You are so brave, Amanda” karena selain dia tak ada diantara kami yang berani menyentuhnya apalagi menggendongnya. Dia pun tertawa.
Amanda dan Assa naik gajah
Setelah melihat-lihat berbagai macam binatang, mulai dari rusa, burung merak, kasuari, elang, oran utan, dan lain-lain, kami memutuskan untuk istirahat di tempat yang cukup teduh di pinggir kolam. Saatnya membuka bekal!!
Bekal berupa jeruk dan dan jambu biji yang sebelumnya kami beli di pinggir jalan menjadi 'pengganjal perut' sebelum makan siang yang sebenarnya. And you know what?? This is the first time Amanda eats Guava!! Tak heran lah, kan di Denmark nggak ada jambu biji J. Sambil memakan bekal yang dibawa, kami bercerita-cerita dengan Amanda. Atau lebih tepatnya menginterogasi Amanda?? Ya, karena dialah yang menjadi objek bertanya kami. Dan alasannya Amanda memilih Indonesia sebagai tujuaannya untuk mengikuti voluntary service adalah belum ada teman-temannya yang memilih Indonesia sebagai negara tujuan. Kebanyakan dari mereka memilih Filipina atau Thailand *peluuuuk Amanda*. 
Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk naik becak air, yang harga tiketnya juga lima ribu rupiah. Selepas naik becak air, Amanda mengutarakan kekesalannya pada kami karena mendadak dia menjadi selebriti di kebun binatang ini. Semua orang memandangnya, yang membuat Amanda risih. "Please, stop it! “why they’re looking at me like that? I’m not an alien. I’m also a human being”, begitu katanya. Kami pun memalumi. Serta menjelaskan bahwa di sini berbeda dengan negara asalnya yang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan manusia dengan berbagai ras dan warna kulit. Di sini, sering bule masih seriang dianggap sebagai 'pemandangan wah dan langka'. Oleh karena itu, tak heran bila orang-orang mengarahkan pandangannya padanya.
Oya, selain bisa melihat berbagai macam binatang, naik gajah dan becak air, ada kolam renang dan outbond kid juga lho. Lumayanlah untuk berlibur di akhir pecan bersama keluarga bila bosan ke mol :).
Usai dari kebun binatang, kami singgah ke warung Super Sambal untuk makan siang terlebih dahulu, sebelum ke kota lama. Karena Amanda tidak bisa makan yang pedas-pedas, maka dia hanya memesan nasi dengan ayam goreng dan jus semangka. Seperti kami, Amanda juga makan dengan tangan! :).

Di depan Gereja Blenduk
Selesai makan, kami berempat lalu melanjutkan perjalanan kami ke Kota Lama. Dawud dan Fany terpaksa pulang lebih dulu karena Dawud harus magang. Sesampainya di depan gereja Blenduk kami hanya berfoto-foto. Kami berempat tidak diijinkan untuk masuk ke dalam gerja karena hari libur. Berhubung hari tersebut bertepatan dengan perayaan imlek, maka kami singga sebentar ke Kampung Semawis, siapa tahu kami masih bisa melihat perayaannya. Namun sayang, sudah tidak ada apa-apa saat itu. Yang kami lihat hanya beberapa orang yang nongkrong di kapal Cheng Ho serta beberapa mobil dari stasiun tv nasional yang terparkir di sana. Karena hari juga sudah sore, serta Amanda yang harus sampai rumah ‘family house’nya tidak lebih dari jam 5, kami pun mengantarnya pulang.
Sesampainya kami di rumah family house-nya Amanda, kami tak langsung pulang. Obrolan kami lanjutkan kembali. Baru ketika Maghrib menjelang, saya Enggi dan Assa berpamitan pulang. Sampai jumpa Amanda. Tunggu saya di Copenhagen ya :).

No comments:

Post a Comment